MATERI

Kalimah
الْكَلِمَةُ
Al-Kalimah
Al-Kalimah (kata) adalah lafaz yang mempunyai makna.
A.   Isim. Isim adalah kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut  tidak terikat dengan waktu.
Contoh:  كِتَابٌ ـ بَيْتٌ ـ دِيْنٌ ـ بَابٌ ـ أسْتَاذٌ ـ شَجَرَةٌ
B.   Fi’ilFi’il adalah kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.
Contoh:  نَصَرَ ـ كَتَبَ ـ ضَرَبَ ـ جَلَسَ ـ قَتَلَ ـ أَكَلَ
C.   Huruf. Huruf adalah Kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain.
Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma’any.
Beda Isim dan Fi'il
الْفَرْقُ بَيْنَ الاِسْمِ وَ الْفِعْلِ
(Perbedaan antara Isim dan Fi’il)
Ciri-ciri Isim:
عَلاَمَاتُ الاِسْم
1.        التََّنْوِيْن. مِثْلُ :{ فَلاَ تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ} البقرة:22
2.        الخَفْض. مِثْلُ :{بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} الفاتحة:1
3.        الْأََلِفُ وَاللاَّم. مِثْلُ :{ ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ} البقرة:2
4.        حَرْفُ الجَرِِّ. مِثْلُ :{ وَلاَ تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ}  البقرة:42
Ciri-ciri Fi’il:
عَلاَمَاتُ الْفِعْلِ
1.        قَدْ. مِثْلُ :{ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ} البقرة: 60
2.        السِّيْنُ (سَـ). مِثْلُ : { سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا} الطلاق:7
3.        سَوْفَ. مِثْلُ : {كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ} التكاثر:4
4.        تَاءُ التَأْنِيْث ِالسَاكِنَةُ. مِثْلُ : {قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَـانِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّا} مريم : 18

Catatan Perbedaan Isim dan Fi’il:
1.     Huruf tidak ada ciri khusus. Untuk mengetahuinya harus dihafal.
2.     Suatu kata sudah cukup dikatakan sebagai isim atau fi’il apabila telah menerima salah satu dari tanda di atas.
3.     Pada ciri isim, antara tanda “tanwin” dan “alif lam” tidak akan pernah bertemu.
4.     Untuk fi’il, seringkali ciri-cirinya tidak disebutkan. Cara praktis untuk mengetahuinya adalah dengan menghafal ciri isim dan menghafal macam-macam huruf. Apabila tidak termasuk isim maupun huruf berarti dia termasuk fi’il.

Jumlah ismiyah adalah jumlah yang diawali dengan isim.
Contoh:عَلِيٌّ مَِرْيضٌ ،  مُحَمَّدٌ نَبِيٌّ  
Jumlah fi’liyah adalah jumlah yang diawali dengan fi’il.
Contoh:ذَهَبَ زَيْدٌ ، رَجَعَ عَلِيٌّ 
Syibhul Jumlah
شِبْهُ الْجُمْلَةِ
Syibhul jumlah adalah rangkaian kata yang mirip dengan jumlah.
Zharaf adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat. Contoh:
أمَامَ ، وَرَاءَ = ظَرْفُ الْمَكَانِ
بَعْدَ ، قَبْلَ = ظَرْفُ الزَّمَانِ
Isim yang terletak setelah huruf jar dan zharaf maka secara umum berharokat akhir kasrah (Isim Majrur).
Contoh:
مِنَ السُوْقِ – جَرٌّ وَ مَجْرُوْرٌ
أمَامَ المَنْزِلِ – ظَرْفٌ وَ مَجْرُوْرٌ

Isim Mufrad, Mutsanna dan Jamak
أَقْسَامُ الاِسْم
تَقْسِيْمُ الاِسْمِ بِالنَّظَرِ إِلَى عَدَدِه
(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Jumlah Bilangannya)
1.     Isim Mufrad adalah Isim yang jumlah bilangannya satu.
Contoh:
(Seorang mukmin)
مُؤْْمِنٌ
(Seorang kafir)
كَافِرٌ
2.     Isim Mutsanna adalah Isim yang jumlah bilangannya dua.
Contoh:
(Dua orang mukmin)
مُؤْْمِنَانِ / مُؤْْمِنَيْن
(Dua orang kafir)
كَافِرَانِ / كَافِرَيْن
Cara pembentukan isim mutsanna
Dengan menambahkan huruf alif dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufradnya.
اِسْمٌ مُفْرَدٌ + ان/ين
Contoh:
مُؤْْمِنَانِ/ مُؤْْمِنَيْن
<=
مُؤْْمِنٌ + ان/ين
كَافِرَانِ/كَافِرَيْنِ
<=
كَافِرٌ + ان/ين
3.     Isim Jamak adalah Isim yang jumlah bilangannya lebih dari dua. Isim Jamak terbagi menjadi 3:
a.     Jamak Mudzakkar Salim
Jamak yang dibentuk dari isim mufradnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-laki.
Contoh:
(Para laki-laki mukmin)
مُؤْمِنُوْنَ / مُؤْمِنِيْنَ
(Para laki-laki kafir)
كَافِرُوْنَ / كَافِرِيْنَ
Cara pembentukan Jamak Mudzakkar Salim adalah dengan menambahkan wawu dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufradnya.
اِسْمٌ مُفْرَدٌ + ون/ين
Contoh:
مُؤْمِنُوْنَ/مُؤْمِنِيْنَ
<=
مُؤْمِنٌ + ون/ين
كَافِرُوْنَ/كَافِرِيْنَ
<=
كَافِرٌ + ون/ين
Ketentuan  isim agar dapat dibentuk menjadi jamak mudzakkar salim:
1.     Nama orang. Contoh: مُحَمَّدٌ  -  مُحَمَّدُوْنَ / مُحَمَّدِيْنَ #  زَيْدٌ  -  زَيْدُوْنَ / زَيْدِيْنَ 
2.     Sifat.
a.     Mengikuti wazan (pola) فَاعِلٌContoh: كَاتِبٌ، نَاصِرٌ
b.     Mengikuti wazan (pola) مُفْعِلٌContoh:  مُسْلِمٌ، مُفْسِدٌ
c.      Mengikuti wazan (pola) مُفْتَعِلٌContoh: مُجْتَهِدٌ، مُسْتَمِعٌ
d.     Mengikuti wazan (pola) مُفَاعِلٌContoh:مُجَاهِدٌ، مُنَافِقٌ
e.      Mengikuti wazan (pola) مَفْعُوْلٌContoh: مَنْصُوْرٌ، مَقْتُوْلٌ

b.    Jamak Muannats Salim
Jamak yang dibentuk dari isim mufradnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis perempuan.
Contoh:
( Para perempuan mu’min)
مُؤْمِنَاتٌ
(Para perempuan kafir)
كَافِرَاتٌ
Cara pembentukan isim jamak muannats salim
اِسْمٌ مُفْرَدٌ x ة ) + ات
Contoh:
مُؤْمِنَاتٌ
<=
مُؤْمِنٌ + ات
<=
مُؤْمِنَةٌ) × ة)
كَافِرَاتٌ
<=
كَافِرٌ + ات
<=
كَافِرَةٌ) × ة)
c.      Jamak Taksir
Jamak yang berubah dari bentuk mufradnya.
Contoh:
رُسُلٌ
<=
رَسُوْلٌ
بُيُوْتٌ
<=
بَيْتٌ
كُتُبٌ
<=
كِتَابٌ

Isim Mudzakkar dan Muannats
تَقْسِيْمُ الاِسْمِ بِالنَّظَرِ إِلَى نَوْعِهِ
(Pembagian Isim ditinjau dari segi jenisnya)
1.     Isim Mudzakkar adalah isim yang menunjukkan jenis laki-laki.
a.     Isim Mudzakkar Haqiqi, yaitu isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin laki-laki.
Contoh:تِلْمِيْذٌ   (Seorang siswa laki-laki)أَسَدٌ   (Seekor singa jantan).
b.     Isim Mudzakkar Majazi, yaitu isim yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin laki-laki berdasarkan kesepakatan orang arab.
Contoh:بَيْتٌ   (Sebuah rumah)قَمَرٌ   (Bulan).
2.     Isim Muannats adalah isim yang menunjukkan jenis perempuan.
a.     Isim Muannats Haqiqi, yaitu isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin perempuan.
Contoh:مُدَرِّسَةٌ   (Seorang pengajar perempuan)هِرَّةٌ  (Seekor kucing betina)
b.     Isim Muannats Majazi, yaitu isim yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin perempuan berdasarkan kesepakatan orang arab.
Contoh:دَارٌ  (Sebuah perkampungan)شَمْسٌ  (Matahari).
Tanda-Tanda Isim Muannats Diantaranya:
1.     Isim yang diakhiri dengan ta’ marbuthoh.
Contoh:مَدْرَسَةٌ  (Sekolah)قَلَنْسُوَةٌ  (Peci)مُدَرِّسَةٌ  (Seorang pengajar perempuan)مُسْلِمَةٌ  (Perempuan muslimah).
2.     Nama orang perempuan.
Contoh:مَرْيَمُ  (Maryam)زَيْنَب  (Zainab).
3.     Isim yang khusus untuk perempuan.
Contoh:أُمٌّ  (Ibu)مُرْضِعٌ  (Orang yang menyusui).
4.     Nama negara atau kota.
Contoh:إِنْدُوْنِيْسِيَا  (Indonesia)جُوْكْجَاكَرْتَا  (Jogjakarta).
5.     Nama anggota badan yang berpasangan.
Contoh:عَيْنٌ  (Mata)يَدٌ  (Tangan).
6.     Jamak taksir.
Contoh:كُتُبٌ  (Buku-buku)فِرَقٌ  (Golongan-golongan).
Catatan:
Nama orang laki-laki, walaupun diakhiri dengan ta’ marbuthoh tetap dikatakan sebagai isim mudzakkar.
Contoh :أُسَامَةُ  (Usamah)مُعَاوِيَةُ  (Mu’awiyah).

Dhamir (Kata Ganti Orang)
اَلضَّمِيْرُ
(Kata Ganti Orang)
A.   Dhamir MunfashilDhamir Munfashil adalah dhamir yang penulisannya terpisah dengan kata yang lain.
Pembacaan Tabel
هُوَ  = Dia (Seorang laki-laki), هُمَا  = Mereka (Dua orang laki-laki/perempuan), هُمْ  = Mereka (Para lelaki), أَنْتَ  = Kamu (Seorang laki-laki), أنْتُمْ  = Kalian (Para lelaki), dst.
Contoh:هُوَ أُسْتاَذٌ  (Dia adalah seorang Ustadz)أَنَا مسْلِمٌ  (Aku adalah seorang muslim).
B.    Dhamir MuttashilDhamir Muttashil adalah dhamir yang penulisannya bersambung dengan kata yang lain.
Pembacaan Tabel
كِتَابُهُ  = Bukunya (Buku milik laki-laki itu), كِتَابُهُنَّ  = Buku mereka (Buku milik para perempuan itu), كِتَابُُنَا  = Buku kami, dst.
C.   Dhamir MustatirDhamir Mustatir adalah dhamir yang tidak tertulis dalam kalimat akan tetapi tersembunyi dalam suatu kata.
Akan datang penjelasannya, insyaAllah
Isim Isyaroh dan Isim Maushul
اِسْمُ الْإِشَارَةِ
(Kata Penunjuk)
Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk. isim Isyarah adalah isim yang digunakan untuk menunjuk sesuatu. Menunjuk bagaimana maksudnya?. Misalnya ada sebuah Meja. Bagaimana cara Anda menunjuk meja tersebut? Yupz benar sekali. Kita akan mengatakan "Ini Meja..." atau "Itu Meja...". Jadi isim isyarah jika saya jelaskan dengan bahasa yang sederhana, adalah kata yang digunakan untuk menunjuk "ini" dan "itu" dalam Bahasa Arab tentunya.
Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk .
Agar lebih mudah dalam mempelajarinya, Isim Isyarah diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
A. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Mufrad (berjumlah 1)
1. Untuk menunjuk Dekat (ini):
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar menggunakan 
هَذَا 
Contohnya : 
هَذَا كِتَابٌ (Ini sebuah buku), Pada contoh tersebut isim yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar dan jumlahnya adalah tunggal.
Jika benda yang ditunjuk adalah Mutsanna maka menggunakan 
هَذِهِ 
Contohnya: 
هَذِهِ مَدْرَسَةٌ (ini sebuah sekolah), Pada contoh tersebut isim yang ditunjuk adalah isim Muannats tunggal. 
2. Untuk menunjuk Jauh (itu): 
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar, maka menggunakan  
ذَالِكَ 
Contohnya adalah 
ذَالِكَ كِتَابٌ (Itu sebuah buku). Pada contoh tersebut yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar Mufrod.
Jika benda yang ditunjuk adalah Muannats, maka menggunakan 
تِلْكَ 
Contohnya adalah 
تِلْكَ مَدْرَسَةٌ (Itu sebuah sekolah). Kata yang ditunjuk adalah Muannats Mufrod.
B. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Mutsanna (berjumlah 2)
1. Untuk menunjuk Dekat (ini):
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar menggunakan 
هَذَانِ 
Contohnya : 
هَذَانِ كِتَابَانِ (ini dua buah buku), Pada contoh tersebut isim yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar dan jumlahnya adalah tunggal.
Jika benda yang ditunjuk adalah Mutsanna maka menggunakan 
هَتَانِ 
Contohnya: 
هَتَانِ مَدْرَسَتَانِ (ini dua buah sekolahan), Pada contoh tersebut isim yang ditunjuk adalah isim Muannats tunggal. 
2. Untuk menunjuk Jauh (itu): 
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar, maka menggunakan  
ذَانِكَ
Contohnya adalah 
ذَانِكَ كِتَابَانِ (Itu dua buah buku). Pada contoh tersebut yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar Mufrod.
Jika benda yang ditunjuk adalah Muannats, maka menggunakan 
تَانِكَ 
Contohnya adalah 
تَانِكَ مَدْرَسَتَانِ (Itu dua buah sekolah). Kata yang ditunjuk adalah Muannats Mufrod.
C. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak (berjumlah lebih dari 2)
 Isim Isyarah dalam bentuk Jamak ini pembagiannya bukan berupa Mudzakkar dan Muannats, tetapi untuk Isim yang Berakal dan Tidak Berakal.
1. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak yang Berakal
Jika Isim Jamak yang berakal tersebut berada dekat, maka menggunakan
هَؤُلاَءِ 
Contohnya: 
هَؤُلاَءِ الطُلاَّبُ (Mereka ini para siswa). 
Jika Isim Jamak yang berakal tersebut berada Jauh, maka menggunakan
أُولَئِكَ 
Contohnya:   
أُولَئِكَ الطُلاَّبُ (Mereka itu para siswa)
2. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak yang TIDAK Berakal
Jika Isim Jamak yang Tidak Berakal tersebut berada dekat, maka menggunakan
هَذِهِ 
Contohnya: 
هَذِهِ كُتُبٌ (Ini adalah buku-buku). 
Jika Isim Jamak yang Tidak Berakal tersebut berada Jauh, maka menggunakan
تِلْكَ 
Contohnya:   
تِلْكَ كُتُبٌ (itu adalah buku-buku)
Keterangan:
1.     Isim Berakal adalah isim dari Manusia, misalnya orang muslim, orang mu'min, pembeli, guru dan lainnya.
2.     Isim Tidak Berakal adalah Isim yang berupa benda mati atau hewan (selain manusia)
3.     Kata  كُتُبٌ pada contoh Isim Jamak Tidak berakal, adalah bentuk jamak dari buku (كِتَابٌ)
Mubtada Khabar
الْمُبْتَدَأُ وَالْخَبَرُ
(Mubtada’ dan Khabar)
Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek)Khabar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada’ (Prediket).
Contoh:  مُحَمَّدٌ طَبِيْبٌ  (Muhammad adalah seorang dokter)الْأُسْتَاذُ مَرِيْضٌ  (Ustadz itu sakit).
Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khabar:
1.     Mubtada’ dan khabar merupakan isim-isim marfu’.
Contoh: الْوَلَدُ نَشِيْطٌ  (Anak itu rajin)أَبُوْكَ مَاهِرٌ  (Bapakmu adalah orang yang pandai)الْقَاضِى عَادِلٌ  (Hakim itu adil).
2.     Mubtada’ dan khabar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.
Contoh:  الْمُسْلِمُ حَاضِرٌ  (Seorang muslim itu hadir).
الْمُسْلِمَانِ حَاضِرَانِ (Dua orang muslim itu hadir).
الْمُسلِمُوْنَ حَاضِرُوْنَ  (Orang-orang muslim itu hadir).
3.     Mubtada’ dan khabar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.
Contoh:  الْمُسْلِمُ صَالِحٌ  (Orang muslim itu sholeh).
الْمُسْلِمَةُ صَالِحَةٌ (Orang muslimah itu sholihah).
الْمُؤْمِنُوْنَ مُجْتَهِدُوْنَ (Para lelaki mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh).
الْمُؤْمِنَاتُ مُجْتَهِدَاتٌ (Para perempuan mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh).

Macam-macam Mubtada

أَنْوَاعُ الْمُبْتَدَأِ
(Macam-Macam Mubtada’)
1.     Mubtada’ yang berupa isim mu’rab
Contoh:  أَللهُ عَلِيْمٌ  (Allah Maha Mengetahui).
الْوَلَدَانِ مُجْتَهِدَانِ (Dua anak laki-laki itu orang yang bersungguh-sungguh).
عُمَرُ عَادِلٌ (Umar adalah seorang yang adil).
2.     Mubtada’ yang berupa isim mabni
Contoh:  هَذَا الْكِتَابُ جَدِيْدٌ  (Buku ini baru).
هُوَ مُجْتَهِدٌ (Dia seorang yang bersungguh-sungguh).
أَنَا طَالِبٌ (Saya seorang mahasiswa).

Macam-Macam Khabar

أَنْوَاعُ الْخَبَرِ
(Macam-Macam Khabar)
1.     Khabar Mufrad. Khabar mufrad adalah khabar yang bukan berupa jumlah maupun syibhul jumlah.
Contoh:  الْعَامِلُ حَاضِرٌ  (Seorang pekerja itu hadir).
الْعَامِلاَنِ حَاضِرَانِ (Dua orang pekerja itu hadir).
الْعُمَّالُ حَاضِرُوْنَ (Para pekerja itu hadir).
2.     Khabar Murakkab. Khabar murakkab adalah khabar yang berupa jumlah atau syibhul jumlah.
a.     Khabar yang berupa jumlah
1.     Jumlah Ismiyah
Contoh: الْوَلَدُ كِتَابُهُ جَدِيْدٌ  (Anak laki-laki itu bukunya baru).
الْوَلَدُ أَبُوْهُ حَاضِرٌ (Anak laki-laki itu bapaknya hadir).
الْمَدْرَسَةُ مُدَرِّسُهَا حَضَرَ (Sekolahan itu pengajarnya telah hadir).
2.     Jumlah Fi’liyah
Contoh: الْوَلَدُ حَضَرَ أَبُوْهُ  (Anak itu telah hadir bapaknya).
الْمُدَرِّسُ حَضَرَ (Seorang pengajar itu telah hadir).
الْمُدَرِّسُوْنَ حَضَرُوْا (Para pengajar itu telah hadir).
b.    Khabar yang berupa syibhul jumlah
1.     Jar dan Majrur
Contoh:  مُحَمَّدٌ فِى الْبَيْتِ  (Muhammad di dalam rumah).
الْكِتَابُ عَلَى الْمَكْتَبِ (Buku itu di atas meja).
2.     Dzaraf dan Mudhaf ilaih
Contoh:  مُحَمَّدٌ أَمَامَ الْبَيْتِ  (Muhammad di depan rumah).
الْهِرَّةُ تَحْتَ الْمَكْتَبِ (Kucing itu di bawah meja).

Catatan Mubtada Khabar:

1.     Susunan mubtada’ dan khabar membentuk jumlah ismiyah, sedangkan susunan fi’il dan fa’il membentuk jumlah fi’liyah.
Contoh: الْمُسْلِمُ حَضَرَ  (Jumlah ismiyah).
حَضَرَ الْمُسْلِمُ (Jumlah fi’liyah).
2.     Apabila khabar berupa jumlah fi’liyah yang fa’ilnya berupa dhamir, maka harus mengikuti mubtada’nya dari sisi bilangan dan jenisnya.
Contoh: الْمُسْلِمُ حَضَرَالْمُسْلِمُوْنَ حَضَرُوْاالْمُسْلِمَةُ حَضَرَتْالْمُسْلِمَاتُ حَضَرْنَ
3.     Terkadang letak khabar didahulukan daripada mubtada’. Khabar ini dinamakan khabar muqaddam (خَبَرٌ مُقَدَّمٌ) dan mubtada’nya dinamakan mubtada’ muakhkhar (مُبْتَدَأٌ مُؤَخَّرٌ).
Contoh: فِى الْبَيْتِ رَجُلٌ,  عِنْدِى فُلُوْسٌ
4.     I’rab dari khabar yang berbentuk murakkab adalah fi mahalli rof’in (فِى مَحَلِّ رَفْعٍ).

Catatan : untuk Materi Bahasa Arab untuk kelas VII (Tujuh) semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014-2015 seperti halnya diatas, Silahkan anda DOWNLOAD Disini atau Kalian juga bisa mengedit/merubah  Disini 

0 komentar :